Sabtu, 28 Mei 2016

Forum Rohis kedatangan tamu dari Forum Studi Islam Farmasi Poltekes Jakarta

0


Bertempat di ruangan aula masjid Al-Ghifari IPB sabtu (28/5) Forum Rohis Diploma IPB kedatangan tamu dari Forum Studi Islam (Fosti) Farmasi Politeknik Kesehatan (Poltek) Jakarta, kedatangan ini bertujuan untuk silaturahim dan juga studi banding tentang program kerja.

Ketua pelaksana Riyan Rahmat Triantoro mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk saling bertukar informasi tentang program kerja baik dari Forum Rohis maupun dari Fosti itu sendiri.

"kegiatan ini bertujuan untuk saling bertukar informasi tentang program kerja baik dari Forum Rohis maupun dari Fosti itu sendiri, terutama dari kami yaitu pada program IP Guider dan Sistem Open Recruitment", Ucap Riyan.

Ketua Fosti Rayana Jakasurya juga menambahkan, tujuan dalam studi banding yaitu, silaturahim mencari keluarga baru, untuk mencari ilmu, sharing organisasi, dan juga untuk nambah wawasan. 

"Tujuan dalam studi banding kami yaitu, silaturahim mencari keluarga baru, untuk mencari ilmu, sharing organisasi dengan kampus di luar kami, dan juga untuk nambah wawasan yang belum didapatkan di internal kampus kami.", ucapnya.

Output dari kegiatan ini yaitu untuk mengevaluasi kekurangan dan akan kita masukan dalam diskusi ini. "Setelah hasil studi banding yang dilaksanakan hari ini kami akan mengevaluasi kekurangan dari masing-masing divisi kami dan akan kita masukan dalam diskusi kami nantinya", Ucap Rayana Mahasiswa Jurusan Farmasi Poltekes Jakarta.

Ketua Forum Rohis Diploma IPB mengatakan dalam sambutannya, kami sangat berterima kasih atas kepercayaan dan pilihan dari Fosti Poltekes Jakarta yang mempercayai kami dalam hal studi banding ini.

"Kami dari Forum Rohis sangat berterima kasih atas kepercayaan dan pilihan dari Fosti Poltekes Jakarta yang mempercayai kami dalam hal studi banding yang ketiga", Ujar Andre Setiawan.

Lebih lanjut lagi Andre menambahkan, semoga kegiatan yang kita laksanakan hari ini bermanfaat bisa bagi semua dan juga kita bisa mengoptimalkan hasil diskusi hari ini untuk agenda dakwah kita kedepannya.

"Semoga kegiatan yang kita laksanakan hari ini bermanfaat bisa bagi semua dan juga kita bisa mengoptimalkan hasil diskusi hari ini untuk agenda dakwah kita kedepannya baik dari kami Forum Rohis maupun dari Fosti sendiri", Ucap mahasiswa Program Keahlian Akuntansi angkatan 51.

8 Hari Lagi Menuju Ramadhan

0


"Rajab adalah bulan untuk menanam, Sya'ban adalah bulan untuk mengairi, dan Ramadhan adalah bulan untuk memanen" (Lathaaiful Ma'arif hal. 130).

Facebook : Rohis Diploma IPB
Instagram : @fr_diplomaipb
Email : forum.rohis@gmail.com

Rabu, 25 Mei 2016

Ini Manfaat Jadi Penulis yang Wajib Kamu Ketahui

0


Menjadi seorang penulis itu menyenangkan. Ada banyak yang bisa kita dapatkan ketika memutuskan menjadi seorang penulis. Baik yang kita tekuni atau sambilan.
Menulis tidak akan menggangu kegiatan utama, sebab masih bisa dijadikan hobby yang kapan saja bisa kita lakukan. Memang ada yang memakai waktu khusus saat menulis, ada juga yang tidak. Keduanya sama saja. Sama-sama bisa memberi manfaat melalui tulisannya.
Nah, biar kita semakin pede, yuk kita bahas 5 manfaat menjadi seorang penulis :
1. Ilmunya bermanfaat.
Pramoedya pernah berkata bahwa, “Sepintar-pintarnya seseorang, jika dia tidak menulis, maka ilmunya akan tenggelam bersama kehidupannya”. Sementara Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam pernah bersabda bahwa 3 amalan yang tidak akan terputus ketika seorang manusia mati, salah satunya adalah ilmu yang bermanfaat. Nah, Imam As Suyuthi menafsirkan ilmu yang bermanfaat dalam kitab adab at ta’lif adalah menulis. Jadi bisa disimpulkan bahwa dengan menulis, kita bisa memberikan sumbangsih kebaikan berupa ilmu yang bermanfaat. Jangan asal menulis ya, menulislah yang bermanfaat dalam kebaikan. So, jika menyampaikan suatu ilmu bisa dengan menulis, yuk kita menulis.
2. Mewarisi Pahala Tak Terputus
Tentunya kita semua pasti mati. Ada orang yang begitu dia mati, tidak bisa membawa banyak perubahan apa-apa bagi orang yang ditinggalkannya. Namun ada juga seseorang yang meskipun sudah meninggal, namanya masih harum dikenal.
Contohnya, Buya Hamka, siapa sih yang nggak kenal beliau, nah beliau dikenal terus karena karyanya lho. Jadi, jangan ragu deh buat menulis. Jika kelak kita mati, minimal kita sudah menyumbangkan satu buku atau ilmu buat generasi mendatang ya.
3. Pekerjaan yang menyenangkan
Menulis adalah pekerjaan yang menyenangkan. Sebab menulis bisa dilakukan sambilan, atau  secara fokus. Contoh, Bang Tere Liye, tetap menulis walaupun ngantor. Kalau Mas Brilli, menulis sudah menjadi kefokusan. Jadi, menulis bisa difokuskan atau sambilan. Enak kan?
4. Semakin Pintar Dengan Menjadi Penulis
Yayayaya, saya berani mengatakan kalau penulis itu pintar. Kenapa? Sebab pastinya dia akan lebih banyak membaca donk. Membaca menjadi agenda wajib bagi seorang penulis. Nah, sudah pasti tuh, penulis mah rajin baca.
Sekalipun dia jarang baca, minimal dia peka terhadap hal hal kecil di kehidupannya.
5. Menginspirasi Orang Lain
Yups, dengan menulis kita bisa lebih banyak menebarkan inspirasi, manfaat sekalipun kepada orang yang belum pernah kita kenal. Dengan menulis, kita bisa menyapa orang lain tanpa harus bertemu.
Dan masih banyak lagi manfaat menjadi penulis yang tidak saya jelaskan. Eniwey, tetaplah menulis dalam hidupmu.
Alhamdulilah, sampai saat ini dua buku sudah saya hasilkan dan terbit. Kedua buku saya bisa pembaca temukan di gramedia terdekat ya ^^
Yaitu Buku "Yuk Gaul dan Belajar Bisnis Ala Rasulullah Selagi Mahasiswa Why Not ?!"

Jangan Jadi Manusia Gampangan, Jadilah Manusia Limited Edition

0

Pernahkah Anda marah? Pernahkah Anda sedih? Pernahkah Anda malas? Pernahkah Anda mengeluh? Pernahkan Anda mudah curiga? Pernahkah Anda mudah menyesal?

Pernahkah Anda pesimis dengan kemampuan diri sendiri? Pernahkah Anda melupakan Allah? Pernahkah hati Anda terasa mati? Dan terakhir, pernahkah Anda mudah terbawa arus?

Sepuluh pertanyaan diatas layaknya kita tanyakan kepada diri sendiri, bukan orang lain. Sebab yang bisa menjawab pertanyaan itu secara jujur adalah diri kita sendiri. Coba kita ingat-ingat, mungkin semua pertanyaan diatas atau sebagiannya pernah kita lakukan. Ada yang melakukan semuanya atas dasar positif, sebaliknya. Contoh yang baik misalnya, ia marah karena kehormatan agamanya diinjak-injak, dihinakan dan dipermalukan. Ia marah karena agamanya yang mulia itu dihinakan.

Contoh marah karena agamanya dihina-hina hanyalah satu dari sebagian contoh sikap yang terbilang negatif tetapi sejatinya bisa dimanfaatkan menjadi sumber kekuatan postifik dalam hidup kita. Sayangnya yang bisa melakukannya hanya sedikit, tidak banyak. Jujur, saya merenungi diri saya sendiri yang masih mencoba menjadi sosok yang dirindukan surga.

Tidak banyak yang mampu menahan diri dari sepuluh sifat yang saya sebutkan diawal. Hati manusia mudah sekali terombang ambing. Kadang hati kita sedang baik maka baiklah semuanya dan begitupun sebaliknya.

Lantas bagaimana agar kita bisa terhindar dari sepuluh sifat diatas?

Boleh jadi buku “Jangan Jadi Manusia Gampangan, Jadilah Manusia Limited Edition” karya Silmy Kaffah Rohayna lah jawabannya. Seperti yang saya rasakan, membaca buku ini sama halnya dengan bercermin pada diri sendiri. Pembahasannya sederhana, tapi mengena dan menyentuh hati. Rasa-rasanya, tulisan ini secara halus masuk ke dalam relung hati, dan tanpa terasa mengajak pembaca mengikuti setiap gagasannya.

Buku ini membetot dan mengingatkan akan kesalahan-kesalahan yang pernah saya lakukan di masa lampau. Selain itu, buku ini menawarkan pandangan baru, cara penyelesaian dan membuat hati terasa “lega” atas sepuluh pertanyaan diatas. Sungguh tidak mudah menyelesaikan sepuluh masalah diatas, akan tetapi melalui buku ini Silmy ingin mengajak pembacanya untuk menyelesaikan sepuluh masalah diatas dengan mudah dan indah. 

Sebagai penutup dari review buku ini, menurut saya yang paling mengesankan dari buku ini adalah kita akan dibawa pada satu pemahaman yang indah, yaitu bagaimana agar surga merindukan kita (limited edition).

Penasaran dengan bukunya? Anda bisa mendapatkannya DISINI

Menjawab Masalah dengan Hamdallah

0


“Jika sabar dan syukur adalah dua kendaraan, aku tak peduli harus naik yang mana.”

(Umar ibn Khattab)



Allah menjanjikan pada semua hamba-Nya, bahwa Dia akan membersamai setiap penyabar dan akan menambah nikmat bagi siapa saja yang bersyukur. Singkat kata, keduanya memiliki muatan yang sama, yaitu muatan kebaikan. Seorang kawan pernah bertanya, “Saya harus bagaimana dengan amanah ini? Bersabar? Atau bersyukur atasnya?” Sayangnya, saat itu saya belum tau pilihan mana yang terbaik bagi kawan saya tersebut. Namun kali ini, saya ingin mencoba menjawab pertanyaan itu dengan hikmah. Sabar atau syukur, lakukan saja yang kita anggap lebih mudah untuk melakukannya. Tak perlu diperbingungkan mana yang lebih baik diantara keduanya. Karena keduanya sama-sama penuh dengan kebaikan. Namun pada tulisan ini saya akan mencoba berbagi lebih banyak mengenai syukur. Sebab ternyata masalah yang kita dapatkan bisa dihadapi bukan hanya dengan sabar, melainkan juga syukur.

Mari kita melihat lebih dekat dan mengenal lebih jauh tentang syukur. Jika kita memperhatikan, ada banyak sekali bentuk kenikmatan di sekitar kita. Mendapat kemudahan lulus tes perguruan tinggi, memperoleh rezeki tak terduga, mendapat nilai sempurna di ujian, dan masih banyak lagi telah menjadi bagian dari kenikmatan yang sudah seharusnya kita syukuri. Tetapi bagaimana bila hal-hal yang terjadi justru kebalikannya? Tidak lulus tes perguruan tinggi, gaji dua bulan kerja tak kunjung turun, dan nilai ujian jauh dari harapan meskipun sudah berusaha keras dalam belajar. Lalu apa yang akan kita lakukan? Berkeluh kesah? Ya, pada akhirnya tidak sedikit dari kita yang jatuh mengeluh, yang merupakan sifat dasar dari manusia, dan terpuruk dalam kegagalannya.

“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah.” (QS. Al-Ma‘arij: 19)

Padahal dalam menghadapi setiap kegagalan, rasa sedih, dan rasa kecewa, kita masih memiliki pilihan lain, yaitu bersyukur. Bersyukur atas masalah? Ya, kenapa tidak? Mari kita kembali mengingat kisah ketika Fir‘aun mengejar Nabi Musa dan pengikut-pengikutnya hingga ke tepi Laut Merah. Saat itu Nabi Musa dan pengikutnya dihadapkan pada lautan luas yang tak mungkin dilewati, sedangkan dari belakang pasukan musuh kian dekat. Takut. Perasaan tersebut seakan menular dari satu pengikut ke pengikut lainnya. Lalu saat itu lah, Nabi Musa memanjatkan doanya kepada Allah.

“Allahumma lakal hamdu… ya Allah, segala puji bagi-Mu.”

Begitulah Nabi Musa memuji Allah. Nabi Musa justru bersyukur saat masalah sedang berada pada puncaknya. Dengan kepasrahan hati yang luar biasa, Nabi Musa berhamdallah dan mempercayakan semuanya kepada Allah SWT. Maka di titik ini lah kita dapat menyaksikan kebesaran Sang Maha Rahman. Ketika Nabi Musa bersyukur karena telah mampu berlari jauh untuk menghindari kejaran musuh, di situ lah Allah menambahkan nikmat lainnya kepada Nabi Musa berupa jalan keluar dari permasalahan yang sedang dihadapinya. “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti adzab-Ku sangat berat.” (QS. Ibrahim: 7). Maka terbelah lah laut merah atas izin Allah, sehingga Nabi Musa dan pengikutnya dapat meloloskan diri dari kejaran Fir‘aun dan pasukannya. Hingga sekarang, kalimat hamdallah ini terus turun dari satu nabi ke nabi selanjutnya. Bahkan sampai kepada Nabi Muhammad SAW dan akhirnya kita sebagai umatnya.

Bagaimana dengan kasus sehari-hari yang sering kita hadapi? Mari kita coba mengambil contoh. Seseorang yang selalu mendapatkan nilai baik, bahkan cenderung sempurna, yaitu mendapat nilai mutu A atau AB, tiba-tiba pada satu mata kuliah mendapat nilai C. Maka tanpa kemampuan memuji Allah dan berpikir positif, akan cenderung sulit melihat nikmat berupa nilai baik yang telah didapatkan sebelum-sebelumnya. Tanpa kemampuan bersyukur kepada Allah SWT, satu nilai C dapat menyebabkan semua nilai A atau AB yang pernah didapatkan seakan tidak menyisakan kebahagiaan. Menurut Ustadz Yusuf Mansur, di antara sebab tidak mampu melihat karunia yang Allah berikan kepada kita, bukan hanya karena pikiran yang membentuk, tapi juga karena Allah dilupakan dan cenderung dikeluhi seolah tak ada kebaikan Allah. Na‘udzubillahi min dzalik.

Oleh karena itu yang perlu kita lakukan adalah melihat dari kerangka yang lebih luas. Melihat keseluruhan nikmat yang sudah kita dapatkan. Tak mungkin tidak ada sedikit pun kebaikan di sana. Sebab perbuatan mengeluh hanya akan menggugurkan syukur kita yang artinya kita lupa bahwa setiap ketentuan datangnya dari Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Hal ini juga dapat menjadi ujian hidup bagi kita, karena sesungguhnya Allah mungkin merindukan syukur kita dan ingin melihat sejauh mana kita dapat bersyukur atas ketentuan yang diberikan-Nya.

Selain itu, salah satu alasan penting mengapa kita harus bersyukur dapat dijelaskan secara ilmiah. Siap-siap menyimak ya. Bersyukur akan memperkecil rasa sakit pada tubuh kita. Bapak Berry Juliandi, seorang dosen ahli dalam bidang Neuroscience, menceritakan pada salah satu tulisannya yang berjudul “Keuntungan Bersyukur”, bahwa secara sederhana, perasaan bersyukur akan menstimulasi hipotalamus dan hipofisis pada otak untuk menghasilkan hormon endorphin. Hormon endorphin adalah hormon yang apabila semakin meningkat jumlahnya akan mengurangi rasa sakit pada diri seseorang. Endorphin dapat mencegah pengeluaran neurotransmitter dari suatu sel saraf, sehingga walaupun sel saraf pengindera rasa sakit terangsang dan hendak meneruskan rangsangan ke otak, dengan adanya endorphin, penerusan ini tidak akan terjadi atau dicegah pada sinapsis tertentu. Sehingga otak tidak akan pernah tahu bahwa ada bagian tubuh yang tersakiti, karena laporan rasa sakit itu tidak pernah sampai ke otak.

Maka sekalipun itu adalah sebuah masalah yang sulit, belajar bersyukur atasnya bukanlah hal yang mustahil. Mari membuka mata hati dan melihat setiap kesulitan yang kita hadapi dari sudut pandang yang lebih luas, sehingga kebaikan Allah di setiap permasalahan dapat kita lihat dan kita ambil hikmahnya. Semoga kita termasuk hamba-hamba Allah yang pandai bersyukur. Aamiin.

Masalah? Alhamdulillah dulu aja.

(Ayuning Tyas/SFK)


Rabu, 18 Mei 2016

Siapa Bilang Mencari Ide Menulis Itu Sulit?

0

Sebagai seorang calon penulis yang ingin terjun di dunia kepenulisan, sebagian besar masalah-masalah yang dihadapi adalah seputar menggali ide. Bahkan dalam beberapa acara bedah buku, seminar kepenulisan, yang sering ditanyakan kepada narasumber adalah bagaimana cara menggali ide?
Nah, beruntung kamu mempunyai kesempatan membaca tulisan ini. DIJAMIN kamu nggak akan banyak bertanya-tanya ulang soal menggali ide jika sudah mempraktekan hal ini. Percayalah, karena untuk mempraktekannya kamu harus yakin dan berusaha dengan sungguh-sungguh. Jika tulisan ini selesai kamu baca tetapi tidak di praktekan, ilmu ini tidak akan banyak bermanfaat.
Ya, inilah waktunya membaca sambil prakek. Ingat, sambil membaca, kamu harus praktek. Okay?
1.     Open Mind
Sebelum kamu ingin sukses menggali ide tanpa berhenti, pastinya kamu ingin kan agar setiap hari bisa menulis dengan ide yang banjir di kepala? Mau kan?
Nah, sebelum ka arah iu, pertama-tama yang kamu harus lakukan adalah open mind, buka pikiran jernihmu.
Mungkin hari ini kamu sedang penat dan buntu, maka cobalah untuk membuka diri bahwa kamu me-refreshsemua pikiran yang begitu penat. Lalu tenangkan pikiranmu.
Ikuti petunjuk ini, pejamkanlah matamu. Lalu mulailah berpikir kegiatan apa yang telah kamu lewati pada hari ini. Coba telisik lebih dalam, ingat-ingat setiap potongan-potongan kehidupan yang kamu jalani hari ini atau kemarin.
Setelah selesai, coba ambil bagian yang menurutmu paling penting. Setelah mendapakannya, mulailah ikat kejadian iu, lalu renungkan, apa yang bisa kamu tulis dari kejadian penting itu.
Lakukanlah sekarang juga ….
1
2
3
4
5
6
7
Ya, kamu sudah memikirkannya sekarang. Sekarang tulislah apa kamu kamu rasakan sekarang juga. Selamat mencoba…
2.             Belajar Peka
Ini yang jarang sekali calon penulis kuasai. Peka, ya peka terhadap apa yang sebenarnya ia lewai setiap hari. Andai saja lebih peka sedikit, maka bisa ditulis dengan beberapa paragraf. Iya kan?
Namun kadang kala sebelum memulai sudah mengatakan nggak ada ide, ya pikiran kita sudah terbatas saat itu. Andai saja lebih peka sedikit. Tentu tidak akan ada keluhan menggali ide lagi.
Contohnya ya, ketika melihat daun, seorang penulis yang peka ketika melihat dan mendapatkan kata daun, bisa membuat satu cerpen, satu tulisan ataupun satu paragraf. Misalnya saja, kata daun.
“Dedaunan yang kecil dan tumbuh menghijau, mengingatkan kita saat kecil dulu. Sebelumnya kita pun pernah merasakan kecil lalu perlahan tumbuh besar. Sama halnya dengan daun.
Namun daun mengajarkan beberapa hal, bahwasanya meski ia rapuh, ia tetap berusaha bermanfaat buat batang dan akar. Tanpanya, tumbuhan akan kesulitan menangkap cahaya matahari. Daun lah yang berperan dalam menangkap cahaya matahari agar bisa berfotosintesis.
Begitu juga dengan kita, sekalipun kita rapuh, jangan pernah menyepelekan apa yang telah diberikan oleh-Nya. Jika kita mau berpikir saja, maka akan sangat potensial diri kita bermanfaat bagi orang lain. Sebab kita telah diciptakan dalam keadaan sempurna, bukan? Terima kasih daun, hari ini kau mengajarkanku pelajaran yang beharga. Terima kasih.”
Itu contoh ya. Sederhana kan? Sekarang cobalah lihat benda-benda yang ada di sekelilingmu, lalu mulailah menuliskannya. Selamat mencoba.
3.             Mengolah Kata
Sama halnya dengan pembahasan daun diatas. Ide yang mengalir pun tak akan bisa terulis tanpa kemampuan mengolah kata. Contohnya seperti daun diatas. Meski satu kata, kalau kita peka bisa dijadikan tulisan lho.
Baik kita beralih ke manusia, bagi kamu yang lebih menyukai ulisan renungan, motivasi dan artikel, cobalah tengok kondisi orang lain di sekelilingmu. Misalnya saja kamu tidak suka merokok, lalu ada seseorang yang merokok di depanmu, jadikanlah kisah itu tulisan. Ini hanya masalah mau atau tidak, ada banyak cara mengolah kata dari hal-hal sederhana yang mau kita alami.
4.             Pikirkan Passion Menulismu
Oke, open mind sudah, peka sudah dan mengolah kata sudah, tapi kok tulisannya nggak bagus ya? Itu hanya anggapan kok. Tenang…. nggak akan ada yang laporin kamu ke polisi kok kalau tulisanmu belum bagus hehehe. Namanya juga sedang belajar. Jadi ya wajar.
Dulu sewaktu saya pun sedang belajar menulis, saya pun berkali-kali salah, berkali-kali edit dan nggak lolos pada lomba cerpen. Akan tetapi, saya tidak mau menyerah begitu saja, saya terus berusaha dan berusaha melatih kemampuan saya. Hal yang lebih menariknya saya mencoba mencari passion menulis saya. Apakah saya lebih mudah menulis fiksi atau non fiksi. Jika kamu lebih suka ke salah saunya, maka untuk sementara sebagai media latihan, cobalah fokus pada satu bagian tersebut. Jangan melompat ke yang lain. Dengan begitu, latihanmu akan terus terasah tanpa merasa dibebani kesulitan memikirkan dan menuliskannya.
Itulah keempat metode yang harus kamu kuasai saat kesulitan menggali ide. Dan jangan lupa ya… langsung praktekkkk …. Selama mencoba …

Wildan Fuady (Mentor PKW Nasional)

Rabu, 11 Mei 2016

7 Jurus Menulis Bagi Orang Sibuk (Malas)

0


Betapa banyak yang meninggalkan menulis karena ia begitu sibuk dengan aktifitas sekolah, kuliah maupun pekerjaan. Kesibukan yang padat, rutinitas yang mengharuskan kita mengalah untuk tidak menulis ataupun menunda untuk menulis.

Namun saya tidak bermaksud menggurui, hanya sekedar berbagi. Saya pun paham setiap orang punya kesibukan dan rutinitas yang padat hingga ia lupa untuk menulis walaupun di lubuk hatinya yang paling dalam, ia ingin sekali menulis dan mempersembahkan satu karya sebagai amal dan kenangan yang tidak akan berakhir sampai tulisan itu terus dibaca orang lain. Impian yang sangat tinggi bagi seorang penulis adalah mengalirnya pahala selama tulisannya dibaca banyak orang sekalipun ia telah meninggal dunia.
Seorang penulis amal-amalnya memang sederhana dan terbatas, hanya menulis, tapi dengan tulisannya ia mampu mengalirkan inspirasi bagi orang lain dan mengalirkan pahala secara terus menerus. Tiada habisnya pahala seorang penulis.
Menulis memang bukan pekerjaan yang mudah. Selalu saja ada halangan-halangan yang melintang di depan mata. Entah mengapa, proses menulis selalu dibubuhi dengan pernak-pernik masalah.
Namun menjadi seorang penulis tugasnya adalah mencari cara menyelesaikan dan menuntaskan masalah. Biasanya, seorang penulis lebih ceria dalam hidupnya. Meski ia sendiri tengah bersedih, tetap menjadi bahagianya. Sebab apa? Sebab ia tuangkan dalam tulisan. Uneg-unegnya tersampaikan, ilmunya tersalurkan.
Okeh…. sekarang SAYA INGIN MENULIS., tetapi saya SIBUK,  pekerjaan saya MENUMPUK, amanah saya BANYAK, saya seorang AKTIFIS kampus yang sibuk mengurus kegiatan, saya seorang GURU yang mengajar SETIAP hari, saya adalah KARYAWAN di sebuah perusahaan yang MEMILIKI banyak tuntutan pekerjaan, saya LURAH yang mengurus warga, saya CAMAT yang harus mengurus DESA, saya DOKTER yang harus mengurus PASSIEN setiap hari, saya CEO di sebuah komunitas, saya BOS di perusahaan ….
Akan tetapi …. dalam hati saya ingin sekali menjadi seorang PENULIS, saya ingin dalam hidup saya melahirkan minimal SATU buku saja. Bagaimana saya menghadapinya?
Begitulah yang pernah saya dengarkan dari teman-teman penulis. Dalam hatinya sangat ingin menghasilkan minimal satu buku yang terbit, tapi lagi-lagi kesibukan menjadi halangan.
Pernah mendengar novel Ayat-Ayat Cinta? Betapa BEST SELLER nya novel itu.
Jika pernah mengetahui atau pernah membacanya kita akan terkagum-kagum, bukan? Namun yang harus kita ketahui adalah novel itu ditulis diatas kursi roda. Kereeennnn.
Lalu, mendengar nama Tere Liye yang tidak asing di telinga penggemar setia novel Indonesia. Siapa Tere Liye? Dia adalah seorang akuntan yang istiqomah menulis novel minimal tiga dalam setahun. Hebat sekali bukan? Dia pun orang kantoran yang pergi pagi pulang sore hari. Tapi ia tetap menulis. Tetap melahirkan karya-karya baru.
Rasanya kita perlu MENCABUT alasan sibuk, bekerja, berorganisasi dalam menulis. Sebenarnya bukan alasan sibuknya, tapi masalah MAU atau TIDAKNYA. Kita sebagai manusia diciptakan dengan waktu yang sama, beban yang sesuai dengan kemampuannya, lantas mengapa selalu SIBUK menjadi kambing hitam dari perhentian menulismu?
Katanya kamu ingin jadi PENULIS?
Katanya kamu ingin sekali menerbitkan minimal SATU BUKU dalam hidupmu?
Katanya dan katanya kamu ingin MENGINSPIRASI ORANG LAIN?
Baiklah, mari kita tunjukan, bahwa kesibukanmu adalah teman setia dalam menulismu. Agar kesibukanmu tidak menghalangi untuk tetap menulis dan berkarya.
Apa saja sih tipsnya? Ini dia …
1. Niatkan Dulu Yuk
Niat adalah modal itu seorang penulis. Dengan niat, kita akan termotivasi untuk menulis. Dengan niat pula, ada dorongan-dorongan yang akan membantu untuk konsisten menulis. Ketika niat untuk menulis sangat kuat, tentu akan mempermudah kita menulis dengan baik, sekalipun kita SIBUK.
Ya, kita SIBUK, namun bukan berarti niat tidak bisa menjadi solusi bagi kita yang ingin menulis dengan kesibukan yang amat padat. Niat menjadi pondasi yang kokoh untuk terus bangun dari segala halang rintangan yang akan merubuhkan bangunan niat kita.
Selain itu dengan niat, kita akan mampu kembali ke posisi awal ketika halangan benar-benar sangat dashyat. Kesibukan sangat banyak dalam organisasi, perusahaan atau bisnis misalnya, dengan niat yang telah tertata, ia bisa sewaktu-waktu kembali mengingat akan niat awal.
Inilah posisi niat bagi orang yang SIBUK, yakni menjadi benteng awal dan akhir seseorang yang benar-benar ingin menulis sekalipun kesibukan melandanya.
2. Tur Atur Mengatur Jadwalne Biar Teratur Tho
Niat saja tidak cukup, sesibuk apapun kita, baik dalam pekerjaan, organisasi, tugas kuliah maupun bisnis bukan menjadi alasan untuk tidak menulis dan tidak menyempatkan mengatur jadwal. Sebab mengatur jadwal bisa membantu kita teringat menulis. Sebagai manusia, wajar seringkali kita lupa dengan cita-cita karena saking sibuknya pekerjaan tersebut. Akhirnya kita melupakan niatan untuk menulis.
Jadwal sangat berperan membantu kegiatan menulis sekalipun kesibukan melanda. Sebab dengan jadwal kita bisa teringat dan menyesuaikan waktu untuk memenuhi janji pada jadwal tersebut. Memang, hidup ini rasanya nggak enak jika di jadwalkan, namun untuk menulis, timbanglah baik-baik, ada baiknya jika kita mengatur kapan seharusnya kita menulis. Demi impian dan cita-cita kita seumur hidup.
Menulis sendiri bisa kita jadwalkan sesuka hati. Jika tidak terlalu sibuk, kita bisa agendakan sehari, per dua hari sekali atau seminggu satu tulisan. Jika tidak bisa juga bolehkan satu bulan satu tulisan. Masa sih nggak bisa kalau satu bulan satu tulisan?
Bener-bener sibuk sampai sebulan pun nggak bisa menulis? Yaa ampun….
Oke baiklah, kamu adalah orang SIBUK. Sekarang saya share membuat jadwal menulis yang boleh juga kamu sesuaikan. Kamu boleh mengisi dan membuat kolomnya sendiri.
Silahkan isi kolom dibawah ini.
Kesibukan
Solusi
Jika saya  sibuk bekerja
Jika saya sibuk organisasi
Jika saya sibuk study
Menyempatkan menulis ketika sibuk bekerja kapan?
Menyempatkan menulis ketika sibuk organisasi kapan?
Menyempatkan menulis ketika sibuk study kapan?
……
…….
….
………………..
……………….
……………….
……
…….
….
………………..
……………….
……………….
……
…….
….
………………..
……………….
……………….
……
…….
….
………………..
……………….
……………….
……
…….
….
………………..
……………….
……………….
……
…….
….
………………..
……………….
……………….
Jam Terbang Menulisku
Hari ke -1
……………………… menit
Hari ke -2
……………………… menit
Hari ke -3
……………………… menit
Hari ke-4
……………………… menit
Hari ke-5
……………………… menit
Hari ke -6
……………………… menit
Hari ke -7
……………………… menit
Hari ke -8
……………………… menit
Dan Seterusnya
Waktu Khusus Menulis
Agenda
Kapan?
Menulis Harian
…………………………………………………………
Menulis Mingguan
…………………………………………………………
Menulis Bulanan
…………………………………………………………

Betapapun sibuknya, selalu ada jalan keluar jika kita mau ‘melakukannya’. Masalah yang hadir tidak mungkin tak ada solusinya. Toh kita terlahir sebagai hamba yang diberikan akal sebagai pemecah masalah, bukan? Sebab dengan akal kita mampu berpikir dan belajar.
Keinginan menulis yang kuat, sekalipun ia benar-benar sibuk, bukan berarti tidak sama sekali mempunyai kesempatan untuk menulis. Selalu ada jalan di sulitnya masalah. Sedangkan Allah subhanahu wata’alatidak membebani hamba-Nya melainkan dengan batas kemampuannya.
Memang akan banyak waktu yang terkuras, tapi nikmatilah… sebab dengan menulis kita akan merasa lega. Sebab, sibuk kita akan terobati dengan tulisan. Bahkan, kesibukanmu dan segala uneg-unegmu bisa kok ditulis. Asalkan ‘mau’.
Silakan kamu buat jadwal waktu luang untuk menulis. Pesan saya, SE-GE-RA, sebelum LUPA dengan kesibukan kamu. Hehehehe.
3. Atur Jam Terbang Yuk
Oke, saya sudah membuat jadwal. Sekarang apa lagi? Masalah penulis pemula adalah ‘lama’ sekali menulis. Membuang-buang waktu saja di depan komputer tetapi tidak satu atau dua patah kata pun yang terketik. Bahkan, dikalangan orang SIBUK, meski sudah satu jam di depan komputer, hanya satu paragraf atau satu halaman saja. Hmmm…. membuang-buang waktu saja kalau begini. Mending mengerjakan hal lain saja.
EIITTTSSS… tunggu dulu donk, jangan terburu-buru memutuskan sesuatu. Yuk kita cari solusinya. Masalah yang kamu hadapi diatas bukan berarti tidak ada solusinya. Saya pun pernah kok mengalaminya tapi bukan berarti tidak ada solusi sama sekali.
Begini, langkah selanjutnya adalah jam terbang. Saya mulai dengan sebuah pertanyaan.
Sekarang dalam satu halaman A4 microsoft word berapa lama waktu yang kamu butuhkan untuk menulis? Ya, saya tahu, kamu adalah orang sibuk yang harus mengefisienkan waktu. Coba dijawab. Setelah ketemu dengan jawabannya. Sekarang catat perolehan waktu yang kamu butuhkan untuk menulis satu halaman saja.
Setelah mencatatnya, karena kamu orang sibuk, silahkan menambah kecepatan menulisnya. Di percobaan kedua kamu harus lebih cepat menggunakan waktu ketika menulis. Hingga sampai kamu mentok di menit tercepat dan tidak bisa lagi mengurangi menit tersebut. Sebab ini sangat berguna bagi kamu yang merasa sibuk tetapi ingin tetap menulis.
Perhatikan kolom dibawah ini :
Kolom diatas bisa membantumu melatih skill jam terbang menulis. Selamat mencba dan SE-GE-RA praktek.
4. Waktu Spesial Untukmu, Duhai Waktu Menulisku
Saya SIBUK dan saya tidak punya banyak waktu untuk menulis. Akan tetapi, saya ingin sekali menulis? Bagaimana dengan masalah saya ini? Apa yang harus saya lakukan?
Saya sendiri mempunyai kesibukan bekerja, bisnis membantu orang tua tetapi tetap menulis. Bagaimana bisa? Tentu bisa, asal ada kemauan yang kuat sebagai jawabannya.
Untuk mengatasi ini, saya sendiri menentukan waktu khusus untuk menulis. Saya SIBUK bekerja, bisnis dan membantu orang tua di rumah dari pagi sampai sore, nah malamnya saya gunakan waktu untuk menulis. Bahkan, saya merencanakan waktu menulis di sepertiga malam sehabis qiyamul lail.
Kamu pun bisa mencobanya seiiring menyesuaikan dengan jadwal dan KESIBUKAN kamu. Silahkan pilih-pilih, atur-atur dan nulis-nulis.
Perhatikan tabel berikut ini :
5. Mengatur Aktifitas! Kenapa Nggak?
Haduh CAPEK, seharian saya sibuk bekerja, organisasi dan saya sibuk tugas sekolah-sekolah atau kampus yang banyak, mana guru-guru dan dosen nggak tanggung-tanggung ngasih tugasnya. Saya LELAH dan CAPEK. Tapi saya pingin deh, menghasilkan satu tulisan atau minimal istiqomah menulis sebulan sekali.
Masih ada solusikah? Saya MINTA donk solusinya….
Baiklah, saya akan berikan tips dan triknya. Kamu sabar dan stay cool saja baca tulisan ini. Heeee….
Cara selanjutnya adalah dengan mengatur aktifitas. Cara ini berhubungan dengan point 1, 2 dan 3. Ini adalah gabungannya. Point ke 4 adalah dengan menggabungkan point-point sebelumnya untuk mencapai cita-cita kita bersama, yakni menulis.
Yuk kita mulai mengatur aktifitas kita selama ini. Mungkin inilah yang akan bisa membantumu tetap bisa menulis walaupun kamu seorang yang sangat SIBUK. Yakin, kamu pasti bisa melakukannya.
6. Menangkap Mahluk ‘Liar’; Ide
Hampir ketika kesibukan melanda diri kita, fokus akan terbuyar dengan rutinitas yang sangat menguras waktu dan tenaga. Kita tidak mungkin membawa komputer atau laptop kemana-mana. Dan ironisnya, ide itu muncul ketika kita tidak berada di depan komputer.
Tips berikutnya adalah mencatat ide. Saya sendiri selalu membawa buku harian yang berguna untuk mencatat dan menuliskan gagasan-gagasan yang saya pikirkan selama menjalankan rutinitas dan kesibukan. Sebab saya adalah seorang yang tidak setiap waktu bisa fokus berada di depan komputer, maka saya mencatat ide yang saya dapatkan ketika menjalani kesibukan saya.
Ide itu liar, kadang dicari belum tentu dapat, ketika tidak dicari justru datang dengan sendirinya. Kadang kala ide datang ketika ngobrol dengan teman atau sahabat, ketika sedang sibuk bekerja, ketika sedang berjalan-jalan dan tempat-tempat yang tidak bisa dipastikan ide itu akan datang dari mana. Nah, mencatat ide adalah solusi dari permasalan tersebut. Dimana kita menuliskan point-point penting dari ide yang kita dapatkan untuk selanjutnya kita tuangkan dalam bentuk tulisan yang menguraikan ide tersebut.
Menulis ide di dalam buku catatan tidak perlu panjang, tulis saja benang merahnya. Tulislah point-point ide yang singkat, padat dan mampu kita uraikan ketika nanti di depan komputer. Catatlah ide yang kamu dapatkan dengan menarik sehingga mampu menumbuhkan semangat menulis ketika di depan komputer nanti.
Asep Awaludin memberikan saran kepada kita,
“Dengan mencatat ide, Anda satu langkah akan lebih mudah untuk menulis. kalaupun anda tidak ada waktu untuk menulis, ide-ide ini bisa anda simpan dalam buku pribadi anda. Setelah anda punya waktu luang, baru anda tuangkan ide itu dalam tulisan.”
Oke, praktek selanjutnya adalah mencatat setiap ide dengan menarik setelah mendapatan ide tersebut agar ide yang kita dapatkan mampu memberikan semangat dan motivasi menulis ketia berada di depan komputer nanti.
7. Istiqomah
Kesibukan memang tidak terjadwal dan tidak serta merta begitu saja, kadang ada turun naiknya. Ya, menyusun jadwal pun rasanya kadang berhasil kadang tidak. Tapi apa salahnya? Mengatur jadwal tidak akan membuat kita menyesal, justru sebaliknya. Kita akan lebih bisa menghargai waktu dengan baik, bukan?
Selanjutnya adalah istiqomah. Ya, tetap menancapkan tekad terbaikmu meski rapuh. Berusaha semaksimal mungkin agar jadwal yang kita rencanakan tidak sia-sia dan bisa berjalan dengan baik.
Istiqomah dalam menulis, sebab inilah benteng terakhir di kala sibuk. Ketika ia sudah terbiasa dengan jadwal yang ia buat, ia akan merasa kehilangan jika tidak mengerjakan hal yang biasa ia lakukan. Rutinkanlah selama sebulan untuk menulis tiap harinya, maka mudah-mudahan itu akan menjadi kebiasaan yang sulit untuk ditinggalkan.
***
Itulah 7 tips yang saya utarakan pada tulisan inti. Saya maklum, kita adalah orang yang SIBUK, maka pastikan kita selalu menguatkan niat di awal-awal sebagai seorang penulis lalu selalu menyediakan waktu luang, mengatur jam terbang menulis, mengatur jadwal, memilih waktu khusus, dan terus istiqomah. Jangan lupa SE-GE-RA pratek ya. Semoga kita semua berhasil mencapai mimpi kita yang satu ini, menjadi penulis. Aamiin.
***

Wildan Fuady (Mentor PKW Nasional)



http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html